Gejalanya varian Omicron yang banyak ditemui adalah kelelahan yang ekstrim. Yuk, tingkatkan kembali protokol kesehatannya.
Sobat Muda Peduli Lansia, pada Kamis lalu (16/12/2021), Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin mengumumkan, varian Omicron sudah terdeteksi pada seorang pasien di Indonesia. Varian Omicron ini pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan. Gejala varian virus corona Omicron tidak jauh berbeda dengan varian Covid-19 umumnya, yakni demam, sakit kepala, batuk dan kehilangan penciuman. Sejumlah laporan juga mengatakan bahwa infeksi Omicron cenderung menyebabkan gejala kelelahan, dan nyeri tubuh. Namun, untuk memastikan memang disarankan untuk melakukan pemeriksaan.
Berikut beberapa gejala Omicron:
1.Sakit kepala.
Sakit kepala bisa muncul sebagai gejala awal dan tergolong gejala yang umum. Nyeri sakit kepala ini cenderung nyeri sedang hingga berat. Selanjutnya, terasa menekan, menusuk dan terjadi di kedua sisi kepala. Sakit kepala ini cenderung sulit dihilangkan dengan obat penghilang rasa sakit.
2.Sakit tenggorokan.
Sakit tenggorokan yang ringan dan berlangsung tidak lebih dari 5 hari.
3.Batuk terus menerus.
Batuk terus menerus disepakati sebagai gejala utama pada Covid – 19. Batuknya ditandai dengan batuk berkali-kali dalam sehari selama setengah hari atau lebih. Batuknya adalah batuk kering dan jarang batuk berdahak.
4. Kelelahan yang sangat.
Kelelahan yang muncul adalah kelelahan yang ekstrim. Namun patut dicermati juga, bahwa kelelahan mungkin juga timbul karena alasan yang lain. Untuk itu, perlu dilakukan pemeriksaan atau tes untuk memastikan kondisi yang sebenarnya.
5.Tenggorokan gatal.
Menurut dokter asal Afrika Selatan, individu yang terinfeksi varian omicron cenderung mengeluhkan tenggorokan yang gatal. Gatal yang terjadi akan membuat seseorang merasa tidak nyaman.
6.Demam ringan.
Demam yang terjadi tidak bertahan lama dibandingkan varian sebelumnya. Sehingga tubuh bisa perlahan pulih dengan sendirinya ketika mengalami demam.
7.Keringat malam.
Keringat yang muncul di malam hari ini dalam jumlah sangat banyak sehingga pakaian dan tempat tidur menjadi basah. Bahkan, saat dalam ruangan yang sejuk, penderita tetap berkeringat.