MENGENAL RAGAM HUNIAN UNTUK LANSIA

MENGENAL RAGAM HUNIAN UNTUK LANSIA

Penting mengenal ragam hunian bagi lansia agar pilihan yang diambil sesuai dengan kebutuhan.

Angka lansia di Indonesia sudah mencapai 10 persen dari populasi penduduk pada 2020 lalu. Saat ini jumlah penduduk Indonesia mencapai 269,9 juta jiwa, dengan jumlah lansia, penduduk usia 60 tahun ke atas mencapai 28,7 juta, atau 10,6 persen. Jumlah tersebut diperkirakan akan terus meningkat hingga 16,5 persen pada tahun 2035, yakni kurang lebih 49,6 juta jiwa. Angka ini cukup tinggi seiring dengan kondisi kesehatan dan harapan hidup yang semakin membaik.

Budaya timur menempatkan orangtua tinggal bersama anaknya. Demikian pula di Indonesia, mayoritas lansia tinggal bersama anaknya atau keluarga. Mengacu pada data Kementerian Sosial, 40,64 persen lansia tinggal bersama 3 generasi dalam satu rumah, 27,3 persen tinggal bersama keluarga, 20,03 persen tinggal bersama pasangan, dan 9,38 persen tinggal sendiri.  Mengacu pada data tersebut, menunjukkan tidak semua lansia tinggal bersama anak atau keluarganya. Bisa jadi anaknya sedang  bertugas di kota lain atau di luar negeri, dan orangtuanya yang sudah lansia tidak mau tinggal bersama karena satu dan lain hal. Dalam situasi demikian, lansia perlu memiliki alternatif hunian.

Ketika lansia memilih untuk tidak tinggal bersama anaknya, ada beberapa alternatif hunian yang dapat dipilih, yakni rumahnya sendiri, panti jompo atau hunian khusus lansia, dan rumah perawatan lansia. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan masing-masing, simak pembahasan berikiut:

1.Tinggal di rumah sendiri

Banyak lansia yang memilih untuk tinggal di rumahnya sendiri. Baik bersama pasangannya, atau bahkan hanya sendirian saja. Kebanyakan lansia merasa nyaman tinggal di rumahnya sendiri karena penuh kenangan dan sudah mencerminkan kepribadiannya. Namun, ada pula, lansia yang membuka diri dengan mengajak orang lain untuk tinggal di rumahnya atau dikenal pula dengan istilah co-housing. Teman atau relasi serumah ini, bisa sesama lansia atau orang yang lebih muda. Kondisi tinggal dengan teman atau relasi serumah ini, tentunya berbeda dengan serumah bersama anak. Namun, tinggal bersama dalam satu rumah ini tentunya memiliki banyak keuntungan, baik dari sisi ekonomi, maupun interaksi sosial, bahkan bisa saling bantu dalam aneka tugas rumah tangga. Khusus interaksi sosial dengan rekan yang tinggal serumah, sangat bermanfaat. Karena, lansia tetap membutuhkan interaksi sosial dengan manusia lain agar kesehatan mentalnya tetap baik. Pasalnya, ketika lansia tinggal di rumahnya sendiri dan tidak mampu untuk keluar buat bersosialisasi, bisa berdampak pada kesehatan mentalnya.

Namun, untuk lansia yang memutuskan tinggal di rumahnya sendiri, ada beberapa hal yang patut mendapat perhatian.

–   Perhatikan kondisi fisik rumah, upayakan mendukung lansia untuk beraktivitas secara mandiri. Misalnya, tersedia railing untuk membantu sekaligus memudahkan lansia saat beraktivitas. Cermati penerangan atau lampu di ruangan, sebaiknya terang. Upayakan tidak ada lantai yang licin, dan lain-lain.

–  Pertimbangkan untuk memiliki asisten rumah tangga yang mampu mengurus semua keperluan rumah tangga lansia. Lansia tetap butuh bantuan untuk mencuci baju, memasak, maupun bersih-bersih rumah. Meski lansia tetap mampu melakukan kegiatan rumah tangga sendiri.

  1. Tinggal di panti jompo atau hunian khusus lansia.

Panti wreda dikenal juga dengan nama panti jompo atau hunian khusus lansia adalah sebuah fasilitas yang menyediakan tempat tinggal, sekaligus perawatan pribadi dan kesehatan untuk lansia. Saat ini, ada panti yang dikelola oleh pemerintah maupun swasta. Ada anggapan panti jompo atau panti wreda adalah tempat yang tidak mengenakkan, karena fasilitasnya tidak lengkap dan kurang nyaman. Padahal tidak selalu demikian. Belakangan telah didirikan panti atau hunian untuk lansia yang dikelola oleh swasta dan memberikan pelayanan terpadu sehingga semua kebutuhan lansia dapat terpenuhi. Mulai dari kesehatan, sosialisasi, kenyamanan dan keamanan bagi lansia. Tentunya fasilitas yang disediakan pun beragam. Umumnya semakin lengkap fasilitas yang disediakan, maka biaya yang dibebankan kepada penghuninya pun tinggi. Lansia juga disodorkan dengan beragam program kegiatan atau aktivitas untuk mengisi waktunya.

Untuk memilih panti yang sesuai dengan kebutuhan dan dana yang dimiliki, ada beberapa hal yang patut menjadi perhatian:

–  Keamanan dan keselamatan untuk lansia hendaknya menjadi perhatian yang utama. Cermati fasilitas yang tersedia di panti. Apakah tersedia railing untuk memudahkan beraktivitas bagi lansia. Bagaimana dengan keamanan di kamar mandi, dan lain-lain.

– Pertimbangkan kesempatan untuk bersosialisasi bagi lansia. Panti adalah hunian bersama, maka kesempatan untuk bersosialisasi atau berinteraksi dengan penghuni lainnya dapat terpenuhi. Tak ada salahnya mencermati pula program-program keterampilan atau aktivitas yang disediakan. Biasanya ada program keterampilan yang ditawarkan. Lansia tinggal memilih sesuai minat dan hobinya. Ini juga dapat menjadi sarana sosialisasi. Dengan bersosialisasi lansia dapat menyehatkan mental lansia. Penelitian menunjukkan dengan bersosialisasi, lansia memiliki kemampuan kognitif dan daya ingat yang lebih baik.

  1. Tinggal di rumah perawatan lansia (Nursing Home)

Nursing home bukanlah sebuah sarana medis. Rumah perawatan bagi lansia (nursing home) adalah sebuah sarana hunian bersama diperuntukkan bagi lansia yang membutuhkan banyak pelayanan dalam kesehariannya. Bantuan pelayanan tersebut mulai dari mandi, ke toilet, makan, mobilisasi, perawatan diri (gosok gigi, potong kuku, merias diri, dan lain-lain). Saat ini nursing home di Indonesia memang masih terbatas. Karena, membutuhkan tingkat layanan yang spesifik untuk penghuninya, maka nursing home memiliki ragam staff di bidang keperawatan, yang umumnya bekerja di bawah pemantauan dokter.

Untuk memilih nursing home yang tepat bagi lansia, ada beberapa hal yang patut mendapat perhatian:

–  Kelengkapan alat bantu kesehatan bagi lansia. Penting mencermati perlengkapan peralatan yang dibutuhkan untuk keseharian lansia agar lansia merasa nyaman dan dirawat dengan baik. Selain juga tentunya keamanan dari peralatan dan lingkungan hunian menjadi pertimbangan penting. Keamanan peralatan saat digunakan, setidaknya dapat berfungsi dengan baik dan aman. Selain juga lingkungan yang aman dan nyaman bagi lansia.

– Ragam program yang ditawarkan hendaknya dapat disesuaikan dengan kondisi fisik dan kesehatan lansia. Keuntungan lain ini adalah program kegiatan dapat menjadi sarana bersosialisasi lansia. Untuk itu penting untuk dicermati agar lansia bisa beraktivitas sosial demi menjaga kesehatan mentalnya.

 

Sumber:

Rukunseniorliving.com

hellosehat.com

Sumber Foto: freepik.com

 

Yuk, berbagi artikel ini agar manfaatnya dirasakan oleh banyak orang.