Keterbatasan kesehatan pada lansia, berdampak pada kemampuannya berkomunikasi. Perlu sejumlah tip agar komunikasi berlangsung nyaman dan dipahami kedua belah pihak.
Sobat Muda Peduli Lansia, siapa yang punya pengalaman kurang menyenangkan ketika berkomunikasi dengan lansia? Banyak orang mengeluhkan tentang kualitas komunikasi dengan lansia. Karena, umumnya berkomunikasi dengan orang yang sudah lanjut tidaklah semudah yang dibayangkan, layaknya komunikasi pada umumnya. Tak sedikit pula, akibat permasalahan seputar komunikasi yang kurang nyambung ini malah membuat hubungan antar keluarga menjadi tidak harmonis. Bisa karena salah pengertian atau sebab yang lainnya yang berbuntut timbulnya ketegangan.
Umumnya, kita harus berbicara dengan suara ekstra keras karena kemampuan pendengaran lansia yang sudah berkurang, tidak terburu-buru dan bahasa yang sangat sederhana kepada lansia. Nah, agar komunikasi dengan lansia berhasil ada sejumlah tip yang dapat diikuti.
- Berbicaralah dengan suara yang ekstra keras.
Lansia mulai berkurang kegarmampuan pendengarannya. Untuk itu, agar lebih terdengar volume suaranya dibesarkan, namun hindari dengan berteriak. Atau, menyiasatinya dengan jarak yang tidak terlalu jauh ketika sedang berkomunikasi langsung. Namun, tetap menjaga prokes kurang lebih 1 meter.
- Jangan terburu-buru atau terlalu cepat.
Pendengaran yang mulai berkurang pada lansia, memang berpengaruh pada daya tangkap lansia saat berbicara. Untuk itu, berbicaralah dengan tidak terlalu cepat atau terburu-buru. Lakukan dengan sabar dan telaten agar makna pembicaraannya dapat dimengerti.
- Hindari menyampaikan banyak pesan dalam satu kesempatan.
Jangan memborong banyak pesan dalam satu kesempatan berbicara. Cobalah untuk menseleksi pesan-pesan yang akan disampaikan. Kelompokan hingga menjadi beberapa kelompok agar lebih mudah untuk dipahami. Sampaikan satu persatu agar lansia tidak bingung. Gunakan kalimat sederhana yang mudah dipahami.
- Pilih suasana yang nyaman dan tenang.
Hindari tempat yang ramai atau bising ketika membuka pembicaraan dengan lansia. Lakukan pembicaraan di tempat yang tenang agar lansia lebih mudah mendengar dan konsentrasi menangkap pembicaraan yang disampaikan. Upayakan dapat berbicara berhadap-hadapan agar lansia dapat membaca ekpresi wajah kita.
- Lebih banyak berperan sebagai pendengar.
Lansia umumnya memiliki selisih usianya cukup jauh. Mereka adalah orangtua kita. Jadi, berikan kesempatan untuk berbicara lebih dulu hingga selesai. Jangan dipotong. Kemudian, giliran kita menyampaikan pendapat atau berbicara.
- Terima bila ada perbedaan pendapat.
Perbedaan pendapat dalam keluarga adalah suatu hal yang kerap terjadi. Demikian pula ketika berbicara dengan lansia. Ketika terjadi perbedaan pendapat, cobalah untuk memahami. Hormati pendapat orang, apalagi ini adalah orangtua kita. Dengarkan semua opini atau pendapatnya. Ketika sudah tersalurkan opini atau pendapatnya, cobalah untuk mencari titik temu. Jangan abaikan ketidaksetujuannya.
- Hindari memberi saran kecuali diminta.
Orangtua terbiasa untuk memberikan saran kepada anaknya. Dengan demikian kerap sulit menerima saran dari anaknya. Cobalah untuk menahan diri. Bila perlu, minta bantuan pihak lain (pihak ketiga) yang dinilai netral untuk menyampaikan saran.
- Hindari merendahkan.
Upaya meningkatkan volume suara dan memperlambat pola bicara saat berbicara dengan orangtua, pastikan tidak dianggap merendahkan. Untuk itu, pandai-pandailah membaca situasi saat berbicara. Hindari berbicara seolah-olah mereka anak-anak.
- Selingi dengan canda tawa.
Tertawa bersama mampu meredakan ketegangan. Untuk itu, jangan lupa untuk menyisipkan cerita-cerita lucu yang mengundang tawa. Kegiatan ini dapat membangun kedekatan dengan orangtua.
Sumber:
- geriatri.id
- https://blogs.insanmedika.co.id/komunikasi-efektif-pada-lansia/
Sumber foto: freepik.com