Berdasarkan hasil riset yang dilakukan Ketua Perhimpunan Geriatri Medik Indonesia (Pergemi), Prof dr Siti Setiati, Sp.PD-KGER, hanya 13,2 persen lansia yang tergolong sehat dan dapat beraktivitas secara normal.
Tidak hanya angka kelahiran bayi yang cukup tinggi di Indonesia. Ternyata, jumlah penduduk lansia (lanjut usia) pun makin bertambah. Tercatat, hingga 2019 ini, angka senior citizen ini sudah mencapai 7 persen dari total penduduk nusantara. Lalu, diprediksikan bahwa pertambahan penduduk lansia akan mencapai 9,9 persen atau 27 juta jiwa. Wow, banyak sekali ya!
Nah, tantangannya, berdasarkan kategori Spektrum Kerentanan (Frail) di Indonesia 2013, mayoritas lansia ternyata dalam kondisi kurang sehat dan mengalami kerentaan. Berdasarkan hasil riset yang dilakukan Ketua Perhimpunan Geriatri Medik Indonesia (Pergemi), Prof dr Siti Setiati, Sp.PD-KGER, hanya 13,2 persen lansia yang tergolong sehat dan dapat beraktivitas secara normal.
“Sekitar 25 persen lansia mengalami frail atau kondisinya sakit dan tidak mampu beraktivitas seperti biasa. Sementara lansia pre-frail sejumlah 61,6 persen yaitu mereka yang memiliki penyakit, namun masih bisa menjalani aktivitas,” kata Prof. Siti di Kantor Kementerian Kesehatan.
Prof. Siti juga mengatakan, lansia terancam menderita beberapa penyakit sekaligus. Menurutnya, seorang lansia bisa saja mengalami 5-7 masalah kesehatan. Adapun masalah kesehatan yang dialami umumnya pneumonia, hipertensi, diabetes, stroke, katarak, demensia, depresi, dan penurunan kapasitas fungsional.
Komplikasi penyakit tersebut, menurut Siti, sebenarnya dapat dihindari sejak usia dini. Cara paling mudah yakni menjalankan pola hidup sehat. “Mengonsumsi makanan bergizi seimbang, berhenti merokok, rutin bergerak aktif, serta membuat otak tetap aktif bekerja,” ujar Siti.
Di samping itu, lansia juga tetap harus diberikan vaksin untuk mengurangi risiko penyakit. Vaksin yang utama meliputi influenza, pneumonia, herpes zoster, dan hepatitis. Adapun kategori lansia di Indonesia adalah usia 60 tahun ke atas.
Risiko kerentanan memengaruhi kualitas hidup. Berikut ini risiko kerentanan lansia dalam jurnal berjudul Frailty and the Prediction of Negative Health Outcomes: A Meta-Analysis yang dipublikasikan pada jurnal JAMDA :
- Sebanyak 1,8 hingga 2,3 kali lipat lansia memiliki risiko kematian.
- 1,6 hingga 2 kali lipat lansia berisiko kehilangan aktivitas sehari-hari.
- 1,2 hingga 1,8 kali lipat lansia berisiko memerlukan pengobatan maksimal di rumah sakit.
- 1,5 hingga 2.6 kali lipat lansia punya keterbatasan fisik.
- 1,2 hingga 2,8 kali lipat berisiko jatuh dan patah tulang.
Foto:
Freepik.com