Memiliki lupus membuat wanita berisiko lebih tinggi terkena masalah kesehatan lain yang umum terjadi pada wanita, salah satunya, osteoporosis. Wanita dengan lupus hampir lima kali lebih mungkin mengalami patah tulang akibat osteoporosis.
Dunialansia.com – Sahabat Lansia, kita baru saja memperingati Hari Lupus Sedunia pada Jumat kemarin (10/05/2024). Penyakit ini menyerang lebih banyak wanita daripada pria. Wanita dengan lupus lima kali lebih mungkin mengalami patah tulang akibat osteoporosis.
Lupus adalah penyakit autoimun kronis (seumur hidup) yang dapat merusak bagian tubuh mana pun. Pada penyakit autoimun, sistem kekebalan (pertahanan) tubuh tidak dapat membedakan antara virus, bakteri, dan kuman lain dengan sel, jaringan, atau organ tubuh yang sehat. Karena itu, sistem kekebalan tubuh menyerang dan menghancurkan sel, jaringan, atau organ sehat tersebut.
Lupus lebih banyak menyerang perempuan daripada laki-laki. Sekitar 9 dari 10 diagnosis lupus terjadi pada wanita berusia 15 hingga 44 tahun. Memiliki lupus membuat wanita berisiko lebih tinggi terkena masalah kesehatan lain yang umum terjadi pada wanita, salah satunya, osteoporosis. Lupus juga dapat membuat masalah kesehatan ini terjadi lebih awal dalam kehidupan.
WANITA DENGAN LUPUS RENTAN MENGALAMI PATAH TULANG AKIBAT OSTEOPOROSIS
Penelitian telah menemukan peningkatan pengeroposan tulang dan patah tulang pada individu dengan lupus. Faktanya, wanita dengan lupus hampir lima kali lebih mungkin mengalami patah tulang akibat osteoporosis—kondisi tulang yang kurang padat dan lebih mudah patah.
Penderita lupus memiliki risiko lebih tinggi terkena osteoporosis karena beberapa alasan. Pertama-tama, obat steroid yang sering diresepkan untuk mengobati lupus dapat memicu pengeroposan tulang secara signifikan.
Selain itu, rasa sakit dan kelelahan yang disebabkan oleh penyakit ini dapat mengakibatkan ketidakaktifan, sehingga semakin meningkatkan risiko osteoporosis.
Penelitian juga menunjukkan, pengeroposan tulang pada lupus dapat terjadi sebagai akibat langsung dari penyakit tersebut. Yang memprihatinkan adalah kenyataan bahwa 90 persen orang yang terkena lupus adalah perempuan, kelompok yang sudah memiliki risiko tinggi osteoporosis.
Faktor risiko terjadinya osteoporosis meliputi:
- Memiliki riwayat keluarga dengan penyakit
- Bagi wanita: pascamenopause, menopause dini, atau tidak mengalami menstruasi (amenore).
- Menggunakan obat-obatan tertentu, seperti kortikosteroid (steroid, glukokortikoid).
- Tidak mendapatkan cukup kalsium dan vitamin D.
- Tidak melakukan aktivitas fisik yang cukup.
- Merokok
- Minum terlalu banyak alkohol.
STRATEGI MANAJEMEN OSTEOPOROSIS PADA PENDERITA LUPUS
Osteoporosis adalah penyakit “diam” yang sering kali dapat dicegah. Namun, jika tidak terdeteksi, penyakit ini dapat berkembang selama bertahun-tahun tanpa gejala hingga terjadi patah tulang.
Strategi menajemen osteoporosis pada penderita lupus tak berbeda secara signifikan dengan mereka yang tidak memiliki penyakit ini.
# Pola makan kaya kalsium dan vitamin D penting untuk kesehatan tulang.
Sumber kalsium yang baik, antara lain: produk susu, sayuran berdaun hijau tua, serta makanan dan minuman yang diperkaya kalsium. Suplemen juga dapat membantu memastikan kebutuhan kalsium terpenuhi setiap hari.
Vitamin D berperan penting dalam penyerapan kalsium dan kesehatan tulang. Vitamin D disintesis di kulit melalui paparan sinar matahari. Namun, paparan sinar matahari yang berlebihan dapat memicu flare (kekambuhan) pada beberapa penderita lupus—mungkin perlu suplemen vitamin D untuk memastikan asupan hariannya mencukupi. Bicarakan dengan dokter.
# Latihan/Olahraga
Seperti otot, tulang adalah jaringan hidup yang merespons latihan dengan menjadi lebih kuat. Olahraga terbaik untuk tulang adalah olahraga menahan beban yang memaksa tubuh bekerja melawan gravitasi. Beberapa contohnya termasuk berjalan, menaiki tangga, angkat beban, dan menari.
Berolahraga dapat menjadi tantangan bagi penderita lupus yang mengalami nyeri sendi dan peradangan, nyeri otot, dan kelelahan. Namun, olahraga teratur dapat membantu mencegah pengeroposan tulang, serta memberikan banyak manfaat kesehatan lainnya.
# Berhenti merokok dan minum alkohol secukupnya.
Merokok berdampak buruk bagi tulang, jantung, dan paru-paru. Wanita yang merokok cenderung mengalami menopause lebih awal, sehingga memicu pengeroposan tulang lebih dini. Selain itu, perokok mungkin menyerap lebih sedikit kalsium dari makanannya.
Alkohol juga dapat berdampak negatif terhadap kesehatan tulang. Mereka yang minum alkohol dalam jumlah banyak lebih rentan terhadap pengeroposan tulang dan patah tulang, karena gizi buruk maupun peningkatan risiko terjatuh.
# Periksakan kepadatan tulang.
Tes khusus yang dikenal sebagai tes kepadatan mineral tulang (BMD = bone mineral density) mengukur kepadatan tulang di berbagai bagian tubuh. Tes ini dapat mendeteksi osteoporosis sebelum patah tulang terjadi dan dapat membantu memprediksi kemungkinan patah tulang di masa depan.
Penderita lupus, terutama yang mengonsumsi steroid selama dua bulan atau lebih, harus berkonsultasi dengan dokter untuk menjalani tes kepadatan tulang secara teratur. (*)
Sumber:
CDC
Lupus Foundation of America
Foto:
Freepik