LATE-ONSET LUPUS, LUPUS YANG BARU MUNCUL PADA USIA LANJUT

LATE-ONSET LUPUS, LUPUS YANG BARU MUNCUL PADA USIA LANJUT

Banyak orang dewasa yang sehat dapat salah mengira lupus sebagai kondisi lain yang ditemukan pada orang yang menua. Rata-rata gejala lupus pada lansia dimulai sekitar usia 59, tetapi diagnosis biasanya baru ditegakkan pada usia 62.

Dunialansia.com – Sahabat Lansia, umumnya usia kejadian lupus antara 15 dan 44 tahun. Ternyata, hingga 25% orang yang didiagnosis dengan lupus eritematosus sistemik (SLE) mengalami late-onset lupus atau lupus yang timbul terlambat atau lupus awitan lambat.

Lupus adalah penyakit kronis (jangka panjang) yang dapat menyebabkan peradangan dan rasa sakit di bagian mana pun dari tubuh. Lupus merupakan penyakit autoimun—artinya, sistem kekebalan tubuh yang biasanya melawan infeksi justru menyerang jaringan yang sehat.

Ketika orang berbicara tentang lupus, mereka biasanya berbicara tentang lupus sistemik atau SLE (systemic lupus erythematosus). Ini adalah jenis lupus yang paling umum—70% orang dengan lupus mengidapnya.

SLE dapat menyebabkan peradangan pada beberapa organ atau sistem organ dalam tubuh, baik secara akut maupun kronis. Para ahli tidak mengetahui apa yang menyebabkan SLE, tetapi lupus dan penyakit autoimun lainnya memang menurun dalam keluarga.

Meski lupus dapat menyerang pria dan wanita, anak-anak, remaja, dan dewasa, sebanyak 90% orang yang hidup dengan lupus adalah perempuan. Sebagian besar penderita lupus mengembangkan penyakit ini antara usia 15—44.

Baca Juga: Wanita Dengan Lupus Lima Kali Lebih Mungkin Mengalami Patah Tulang Akibat Osteoporosis

Bagaimana dengan lupus yang timbul terlambat?

Lupus awitan lambat (late-onset lupus) belum diketahui penyebabnya. Namun, ada kemungkinan perubahan pada sistem kekebalan tubuh yang terjadi seiring dengan penuaan, membuat beberapa lansia rentan terhadap lupus dan gangguan autoimun lainnya.

Sebagian besar penelitian mendefinisikan lupus awitan lambat dimulai pada usia 50, tetapi tidak ada konsensus mengenai hal ini. Beberapa dokter berpendapat, istilah ini seharusnya hanya berlaku jika lupus berkembang pada orang yang berusia di atas 65 atau bahkan lebih tua.

Penelitian menunjukkan, antara empat persen dan 25% pasien lupus mengalami lupus awitan lambat. Kurangnya kesepakatan tentang batas usia dapat membantu menjelaskan mengapa kisaran ini begitu besar. Kejadian lupus awitan lambat mungkin juga diremehkan oleh beberapa orang.

Baik wanita maupun pria dapat terkena lupus, termasuk lupus yang timbul terlambat. Namun, wanita berisiko empat kali lebih besar untuk didiagnosis mengalami lupus daripada pria pada usia yang sama.

Selain lebih kecil kemungkinannya untuk terkena penyakit autoimun ini, pria juga lebih mungkin terkena lupus ketika mereka lebih tua.

Mendiagnosis lupus awitan lambat.

Banyak orang dewasa yang sehat dapat salah mengira lupus sebagai kondisi lain yang ditemukan pada orang yang menua, seperti radang sendi, radang selaput dada (pleurisy atau pleuritis), perikarditis, nyeri otot, mata kering, dan mulut kering.

Hal ini—dan fakta bahwa lupus pada siapa pun sulit untuk didiagnosis—dapat berarti bahwa lupus yang timbul terlambat (late-onset lupus) tidak dapat segera didiagnosis. Penyakit ini sering salah didiagnosis sebagai SLE akibat obat atau penyakit rematik yang berbeda.

Ada jeda rata-rata sekitar dua tahun antara saat gejala mulai muncul dan saat seseorang akhirnya didiagnosis menderita lupus awitan lambat. Rata-rata gejala lupus pada lansia dimulai sekitar usia 59, tetapi diagnosis biasanya baru ditegakkan pada usia 62.

Bagaimana pengobatan lupus yang timbul terlambat?

Pilihan pengobatannya sama saja, terlepas dari usia kejadian lupus. Hanya saja, orang dengan lupus yang timbul terlambat (late-onset lupus), mungkin memerlukan dosis yang berbeda dari pasien lupus yang berusia lebih muda. Hal ini bergantung pada obat-obatan lain dan status kesehatan lansia, termasuk kondisi kesehatan lain yang mungkin lansia miliki.

Pada lansia dengan lupus dapat muncul gejala yang berbeda. Penelitian mengungkapkan temuan yang bertentangan mengenai apakah lupus yang timbul terlambat  adalah penyakit yang lebih jinak. Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Lupus edisi 2014 menemukan, kelompok usia yang lebih tua saat didiagnosis memiliki tingkat kelangsungan hidup 10 tahun lebih rendah.

Karena lansia sering memiliki penyakit lain dan masalah kesehatan, hasil untuk lupus yang timbul terlambat, umumnya tidak lebih baik daripada orang yang didiagnosis dengan lupus pada usia yang lebih muda.

Dengan semakin banyak pasien late-onset lupus, dokter dan peneliti memahami bahwa lupus dapat menyerang pada usia yang lebih tua, sehingga diagnosis lebih awal dan bahkan perawatan yang lebih efektif menjadi mungkin. (*)

Sumber:
Lupus Foundation of America
Verywell Health
Foto:
Freepik

 

Sahabat Lansia, situs dunialansia.com bukan merupakan praktik konsultasi medis, diagnosis, ataupun pengobatan. Informasi di situs ini tidak boleh digunakan sebagai pengganti konsultasi atau saran medis profesional. Bila Sahabat Lansia memiliki masalah kesehatan atau penyakit tertentu atau kebutuhan medis yang spesifik, konsultasikan dengan tenaga medis atau tenaga kesehatan profesional.
Yuk, berbagi artikel ini agar manfaatnya dirasakan oleh banyak orang.